::..:: Patahmu adalah Sakitku, Marahmu adalah Dukaku, Maka Lepas dan Terbanglah Menjauh ::..::

Fiksi Pertama

Gadis duduk diam di sudut ruang. Beberapa teman mengelilinginya. Wajah menghakimi tersirat jelas. Nyali Gadis semakin ciut. Berkali dia beristighfar, berkali pula dia ingin pulang. Sahabat tidak lagi berarti tenang baginya.

“Kan gue udah bilang ke lo! Kalo lo nggak sok melodramatis gitu, lo nggak bakal bikin dia kaya gitu!”

Salahnya-kah? Gadis merenung dalam diamnya. Para sahabat masih mencecar dan mencerca. Entah yang mana, tidak lagi bisa dibedakannya.

“Liat dia sekarang! Liat, Dis?”

“Atau lo udah buta dan nggak peduli sama teman sendiri?”

Astaghfirullah.. ALLAH. Refleks Gadis memegang dadanya yang sesak. Selalu terjadi setiap dia menahan tangis.

Dia mengetahui apa yang disimpannya erat dalam hati. Gadis sadar, ada cinta untuk mereka.. para sahabat yang selalu ada.. dulu. Mereka adalah ikatan erat sayap yang membuatnya terbang. Mereka seharum embun, merasuk pada indera penciuman setiap pagi. Menenangkan, selayak aroma tanah sehabis hujan. Mereka adalah bagian dari hati. Bagaimana mungkin Gadis berhenti mempedulikan temannya?

Nanar tercipta dari pandangan para sahabat yang biasa menjaga dan melindunginya. Gadis semakin takut..

Fiksi Kedua

“Kamu mencintaiku?”

“Entah. Aku belum bisa jawab.”

“Kenapa? Kamu mencintai orang lain?”

“Itu juga aku belum bisa menjawabnya.”

“Mungkin memang aku tidak pantas untuk dicintai..”

“Bukan begitu!”

“Lalu? Apa kau mencintainya?”

“Siapa?”

“Yang selalu kau sebut pada doa sepertiga malammu.. Kau tahu siapa yang kumaksud.”

“…..”

“Kau mencintainya kan?”

“Aku mencintaimu.”

“Terdengar terpaksa.”

“Tapi itu benar. Aku memang mencintaimu.”

“Dan juga mencintainya?”

“Bagaimana jika iya?”

“Tapi kau perempuan.. Mencintai banyak hati adalah tabiat pria! Kau perempuan!”

“Aku mencintaimu, juga mencintainya.”

“Kenapa mencintainya?”

“Entah. Aku tidak ingin melihat atau mendengarnya sakit dan terluka. Lama tanpa kabarnya, bukan rindu sepi yang terasa. Melainkan kekhawatiran yang memuncak. Aku harus mengetahui bahwa dia masih hidup di luar sana. Itu caraku mencintainya. Dengan terus berdoa supaya ALLAH mau banyak menjaganya..”

“Oh.. Lalu kenapa kau mencintaiku?”

“Kau memintaku untuk melakukannya.”


NonFiksi pada Segala

Cinta. Tepat pukul 10 malam ini, diselingi lagu Galih dan Ratna yang dinyanyikan ulang oleh D’Cinnamons, semangat saya meluap untuk bicara mengenai cinta. Tidakkah orang bosan untuk membicarakannya? Well, saya sih belum. Karena cinta manusia dengan semua resiko dan sakit namun tetap dikejar adalah misteri unik dan menarik bagi saya. Tragisnya, mengejar cinta dunia membuat banyak lupa untuk mengejar cinta ALLAH yang tiada batas dan pasti berbalas. Harus ada yang bisa menjelaskan fenomena aneh ini. Harus ada. Setidaknya supaya dahaga ini hilang.

Apa yang bisa anda lihat dari kedua fiksi diatas? Idenya sama: CINTA. Tapi cinta yang bagaimana? Saya biarkan anda berpikir sebentar.

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………


Stop. Sudah tahu? Apa anda berpikiran sama dengan saya?

Fiksi pertama adalah mengenai Gadis yang mencintai sahabat – sahabatnya. Namun dia berada pada posisi dimana Gadis tidak mampu menunjukkan cinta itu. Rentang jarak emosi memisahkan mereka. Sulitkah Gadis untuk mencintai orang – orang yang sangat berarti baginya? Tidak. Gadis masih memiliki hak untuk mencinta.

Fiksi kedua mengenai seorang perempuan yang dihadapkan pada pertanyaan sulit. Dia terpaksa mencinta orang yang mencintainya. Di sisi lain, perempuan ini memendam cinta yang lebih besar, kuat dan belum menunjukkan tanda – tanda melemah pada orang lain. Perasaan yang dia sendiri pun bingung untuk menghadapinya. Ingin menjaga dan melindungi. Sama seperti fiksi pertama, perempuan ini pun masih memiliki hak untuk mencinta.

Sedangkan persamaan lain pada kedua fiksi diatas adalah: CINTA yang mereka alami MENYIKSA.

Pernahkah anda berada pada situasi serupa? Mencinta bola api yang menggelinding penuh amarah. Bingung harus berkata apa. Ingin lari namun takut dengan risiko terluka. Berdiam pun tanpa guna. Jadi? Anda hanya bisa duduk dan menikmati setiap ketakutan… ATAS NAMA CINTA. Atau situasi kedua. Ketika anda mencintai dalam diam. Cinta yang agung. Bagi anda, mengetahui jantungnya masih berdetak, nafasnya tetap terhembus, berarti lelap anda dapat dipastikan. Tapi jika yang terjadi sebaliknya, jangankan membayangkan, merasakan sedikit sakit tertoreh padanya saja, anda kelimpungan setengah mati. Lagi, semua itu ATAS NAMA CINTA.

Padahal, harusnya cinta menenangkan bukan?

Masihkah anda terus terseok – seok dan membuat gurat perih pada hati jika harus mencinta seperti ini? Percuma! Detik, menit, jam, dan hari yang dianugerahkan kepada anda terbuang sia – sia. Apa yang anda dapat? Hampir tidak ada. Kecuali, mungkin, degup kencang karena takut atau cemas. Sedangkan yang menjadi objek luapan cinta anda tersebut tidak pernah menyadarinya.

Saya tidak akan menyarankan anda berhenti mencinta.. Apalagi membuang jauh – jauh sesuatu dimana anda tidak lepas darinya. Cinta adalah sesuatu yang fitrah, melekat pada diri manusia. Tidaklah salah memilikinya, karena sulit untuk mengontrol rasa yang satu ini. Saya hanya meminta anda untuk berpikir sedikit lebih luas dari hati. 🙂

Ada Dzat Maha Pengasih yang jauh lebih pantas dicinta. Pada-NYA, serahkan semua urusan hati yang cengeng dan mendayu – dayu. Titipkan. Dan mengemislah untuk cinta-NYA. Karena cinta-NYA tanpa batas dan tidak menyiksa. DIA akan berlari padamu walaupun kau hanya datang mendekat. DIA akan menemani setiap malam pengaduan yang anda habiskan dalam hamparan sajadah.

Tidakkah anda berpikiran sama dengan saya sekarang?

Bahwa saya, anda, dan mungkin yang lain, pernah melakukan kebodohan serupa?

Sekarang lepaskan belenggu cinta duniawi yang melarutkan anda dalam duka. Lalu menguntai rayuan cinta untukNYA..

Karena cinta, pada hakikatnya, tidak bersifat menyiksa…

13 Comments »

  1. kweklina said

    Stidaknya, sampai hari ini,s aya sudah menemukan cinta, yang Tuhan titip pada hati seseorang, padaNya Tuhan mengirimkan kekuatan untuk menjagaku, meyayangiku dan bersamaku walaupun dalam senang dan susah.

    walaupun sebelumnya, kegagalan dan kegagalan pernah kualami, Tuhan hanya ingin menepa hatiku menjadi seonggok hati yang tegar, dewasa dan lebih bijaksana.

    Bahwa cinta adalah dua hati yang mesti saling mengerti, saling memaafkan dan bagaiamana mempertahakannya. 🙂

    weleh…komentku serius amat sih 😆

    • HENGKI said

      Ass..saya sangat bersyukur kepada ALLAH karna atas kehendaknya yg telah mempertemukan saya dgn KI MANDALA dan atas bantuan AKI yg melalui jalan togel ini saya sekarang bisa sukses dan sudah mempunyai usaha sendiri,nomor ritual KI MANDALA memang selalu tepat dan terbukti dan bagi anda yg ingin sukses seperti saya silahkan hubungi Beliau di 082-348-985-714 saya sih dulunya tidak percaya tp klau dipikir2 tidak ada salahnya juga saya coba mengikuti prediksi KI MANDALA dan ternyata ALHAMDULILLAH berhasil,,!

  2. idham said

    kalo semua cinta didasari perintah NYa, aq yakin tidak akan menyiksa….

  3. defrimardinsyah said

    Rasa sakit yang ditimbulkan cinta adalah tipuan yang dilakukan oleh sang Syahwat, yang didorong oleh rasa untuk saling menguasai dan menjajah….

    Cinta tidak pernah menyakiti,…. yang menyakiti itu adalah insannya… bukan cinta….

    Karena cinta itu adalah anugrah dari NYA, yang merupakan cipratan cinta SUCI yang dimiliki NYA…

    cinta kepada orang tua, anak.. maupun sesama…

    Tapi ada juga cinta yang membutakan .. yaitu cinta Harta….

    jadi tetaplah mencinta….

  4. eni said

    senang membaca tulisan anda…

  5. Prof said

    Apakah cinta menyiksa atau menenangkan adalah tergantung dari “pelaku” cinta tersebut….., mau dibawa kemana cinta, ia akan menurut, namun jangan sekali-kali mempermainkan cnta, karena inti dari cinta adalah perasaan, jika perasaan tlah tergores, maka “dendam” cinta kan menyiksamu dengan teramat sangat, hingga tidurpun takkan menyembunyikanmu dari nya.

  6. zanikhan said

    saran sebagai penulis juga, bacaan ini belum dibaca sampai selesai tapi pada saat pada kalimat awal, banyaknya keslahan penulisan yang seharusnya bisa dihemat oleh penulis, klo isinya belum selesai dibaca.. 🙂

  7. hidayat said

    sejak dulu beginilah cinta..
    hanya cinta karena Allah yang kekal sepanjang masa..
    hingga ke akhirat sekalipun…

  8. salut..salut.. put..beberapa lama nda nengok kesini ternyata udah sedemikian maju tulisan kamu ya 🙂

    semangat terus ya…dan soal cinta tadi, rasanya memang terlalu banyak versi untuk kita cerna masing masing tapi justru itu jg yang bikin “cinta” selalu jadi komoditi terlaris diantara umat manusia

    akhirya saya cuma bisa bilang…

    semoga semua mahkluk berbahagia 🙂

    dunianyawira

  9. salim said

    good writing
    boleh saran ga ???? klau bisa fotonya jangan dipangpang dong banyk yang mw naksir…

  10. salim said

    “mencintailah dan membencilah karena allah dan rasulnya” kira2 gitu kata haditsnya……..so yang lain hanya fana ilusi….ga kekal…..
    mang diera yang sekuler sekarang ini yang maksiat atas nama cinta sehingga cinta sekarang dikonotasikan dengan perbuatan maksiat yang menodai arti mahabba fillah wa rosul wal kitabullah….. cukuplah allah menjadi tempat sandaran…tempat bercurah…..
    SEBENERNYA GA ADA MASALAH JIKA DEWASA MENYIKAPI MASALAH JADI SEBESAR APAPUN MASALANYA TERGANTUNG BIJAKNYA KITA MENYKAPI MASALAH….GE BNYAK NGELU N DLLLLLLLLL……

  11. orang lucu said

    mau maen2 ke sini…hehehhee…

  12. zain said

    Semoga Allah memperbaiki segala bentuk cinta yang mungkin melenceng dari yang seharusnya… Thx ya Mba Put

RSS feed for comments on this post · TrackBack URI

Leave a comment